3/08/2011
Dr Jane Pilcher, seorang sosiolog di University of Leicester, mendasarkan studinya tentang pengaruh fashion di anak-anak antara usia lima sampai dua belas tahun.
"Ada berbagai faktor yang mempengaruhi mode pada anak-anak dan Anda tidak bisa mengabaikan tekanan dari kelompok sebaya mereka, terutama teman-teman yang berjenis kelamin sama, dan ide-ide mereka tentang apa yang keren," katanya.
Sementara Dr Pilcher setuju bahwa ada kekhawatiran seputar anak dan fashion, namun dia yakin akan realistis untuk mengharapkan sifat anak untuk tetap sama ketika masyarakat itu sendiri berubah dan menjadi dominasi oleh konsumerisme dan budaya selebriti.
Dia juga berpendapat bahwa apa yang anak-anak lakukan tetap sebagai perilaku anak-anak dengan berbagai cara dan sikap itu masih dapat diselamatkan. Yaitu sedari dini sebelum menjadi remaja karena kontrol yang lebih besar dan intervensi yang dilakukan oleh orang tua mereka masih sangat berpengaruh.
"Saya akan menekankan bahwa kami harus melihat apa yang orang tua beli untuk anak-anak mereka dan negosiasikan apa yang layak dikonsumsi," katanya.
"Orang tua mungkin menyerah dan membeli sesuatu yang mereka tidak selalu setuju karena desakan rengekan anak, tetapi mereka dapat menempatkan pembatasan cukup jelas mana item dan yang pakaian bisa dikenakan. "Misalnya, anak mungkin hanya diperbolehkan untuk memakai pakaian yang terbuka lengannya (karena melihat idolanya) atau rok mini di lingkungan yang aman dan dapat dimonitor. Bukan di sekolah dan tempat ibadah," katanya.
Penelitian, yang didanai oleh Dewan Riset Ekonomi dan Sosial dan Seni dan Humaniora Research Council, juga menemukan bahwa bahkan anak-anak sekarang sudah memiliki banyak pengetahuan tentang sektor ritel pakaian dan tahu persis di mana toko yg menjual jenis pakaian yang mereka inginkan.
Posted in: 
0 komentar:
Post a Comment