Di antara bahaya besar yang dihadapi oleh anak-anak kita adalah tertarik dengan idola-idola yang di pampang di hadapan pikiran mereka sejak dini, melalui sarana informasi dan media. Mayoritas mereka adalah idola-idola asing.
Idola-idola baik yang kita ajarkan kepada mereka dengan cara membingungkan, setelah berlalu masanya tidak bisa diterima. Karena, sarana informasi telah lebih dahulu mengajarkan idola-idola asing itu kepada mereka pada usia enam tahun, yaitu di usia awal masuk sekolah. Sehingga hal itu menghalangi porsi berpikir anak dalam menentukan kecenderungan dan keinginan yang diharapkan. Hal itu juga karena bersamaan dengan hilangnya tanggung jawab orangtua memberikan contoh yang baik, dalam bentuk yang baik dan waktu yang tepat
Dengan kemampuan pengetahuan yang dimiliki oleh anak, mulailah mereka mengokohkan idola-idola yang pertama kali dilihatnya. Di mana mayoritas idola-idola itu merupakan idola - idola khurafat dan khayalan, seperti Spongebob, Pokemon, Simpson, Bugs bunny dan lain-lain. Dengan idola-idola dunia yang lainnya mereka tidak mungkin dapat meraih kesuksesan. Karena perilaku keseharian idola-idola itu bertentang dengan budaya, dan nilai' nilai kebaikan yang kita dapatkan dari kurikulum pendidikan yang ada di sekolah.
Oleh sebab itu, anak akan terombang-ambing antar idola yang indah sebelumnya dengan nilai-nilai dan norma yang mereka hadapi setelahnya. Padahal idola yang ia dapatkan pertama kali telah dikokohkan oleh sarana informasi yaitu TV setiap pagi dan sore. Sedang nilai-nilai dan norma hanyalah harapan yang sangat jauh. Dan sekarang tinggallah kesedihan, kewajiban-kewajiban yang memberatkan, nilai-nilai yang menyeramkan karena tidak adanya pembiasaan dari lingkungan sosial dan tidak adanya propaganda yang seharusnya.
0 komentar:
Post a Comment