Kebutuhan anak yang paling esensial adalah kebutuhan cinta, baik untuk dicintai atau mencintai. Karena, cinta itu akan menghiasi kebutuhannya, untuk mendapatkan kelemah lembutan dan perawatan. Dari sini nampak bahwa peran utama pendidikan dalam keluarga adalah menjadi sumber cinta, kasih sayang, dan keamanan. Beberapa penelitian modern menjelaskan bahwa guncangnya pikiran dan jiwa pada anak diakibatkan karena mereka kehilangan cinta dan kasih sayang, sehingga pikiran, keinginan, dan sikapnya tidak sejalan. Maka dari itu, kata-kata dan ungkapan yang kasar yang menyentuh kepribadian dan hati anak mempunyai pengaruh negatif yang sangat besar terhadap psikis anak. Dapat melemahkan pandangan anak dan remaja terhadap kepribadian yang dimiliki, dan menghancurkan faktor intern yang dapat mengembangkan kepribadian tersebut. Khususnya ketika ungkapan-ungkapan negatif itu diberikan secara berulang-ulang, seperti: kamu adalah anak yang jelek, pemalas, lemah, pembuat kerusuhan, bodoh, tidak naik kelas, tidak paham kata-kata orang, tidak memiliki kesadaran, tidak tahu diri, dan ungkapan-ungkapan lain yang serupa dengannya.
Ungkapan yang dapat menyinggung jiwa sosial anak.
Hidup bermasyarakat merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuhkan dan membangun jiwa kepribadian anak, juga perasaan yang baik terhadap faktor pendukung kebahagiaan, yaitu lini kehidupan untuk mendorong tumbuhnya kejiwaan dan pendidikan yang baik pada seseorang. Akan tetapi, hidup bermasyarakat dapat membahayakan semua sisi-sisi kebaikan di atas. Maka kata-kata atau ungkapan seperti: Hai hitam, hai budak, hai hina, hai fakir, hai anak setan, hai petani, hai orang kampung, hai pembantu, hai anak... (menyebutkan profesi keluarganya: Hai pembantu), hai bangsa (menyebutkan kebangsaannya), dan ungkapan-ungkapan lain yang serupa dengannya, mempunyai pengaruh negatif yang dapat menghancurkan jiwa anak khususnya, atau mungkin juga sebagian orang-orang dewasa.
0 komentar:
Post a Comment