Bagaimana Memilih Kursus Bagi Anak

Kursus adalah cara terbaik untuk memberikan anak sebuah keterampilan atau pengalaman berharga bagi kehidupannya nanti. Les musik, Renang, teater, piano, matematika, sempoa adalah contoh dari sekian banyak kursus yang dipilih sang orang tua. Disamping skill, kegiatan ekstrakurikuler juga akan menanamkan nilai ketekunan dan rasa tanggung jawab. Bagi yang pemalu dan kurang pergaulan dapat mengambil manfaat pergaulan di tempat kursus. Bahkan di bidang akademik, anak yang menjalani kegiatan ekstrakurikuler lebih terhindar dari drop out.

Lalu bagaimanakah cara menentukan kegiatan ekstrakurikuler yang baik bagi anak anda? Yang jelas, apa yang dilakukan oleh anak harus dengan senang hati. Jangan pernah memaksakan kehendak orang tua. Padahal sang anak tidak ingin atau membenci kegiatan les tersebut.  Orang tua harus melihat kepentingannya. Berilah kesempatan untuk mengidentifikasi sesuai kepribadian sang anak. Jika kebingungan, ajukan pertanyaan seperti berikut : " Apa program atau pelajaran yang kamu suka di sekolah? "," Apakah ada olahraga yang ingin kamu coba? " dll

 Kinerja dan hasil seharusnya tidak berlaku atas kesenangan semata. Terkadang ada yang mempunyai suara bagus tetapi sang anak tidak senang bernyanyi. Maka coba arahkanlah tanpa harus memaksanya. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan yang tidak dapat diatasi oleh sekolah (atau tidak ada cukup waktu untuk pengembangan di sekolah yang bersangkutan). Misalnya jika anak remaja anda suka menggambar, namun di sekolah hanya memiliki satu jam pelajaran seni dalam setiap minggu, maka anda bisa mengajukan atau memasukkannya ke sebuah studio desain,  les kelas lukis atau membuat komik.

Selain itu, penting untuk memberi kebebasan memilih bagi anak. Jangan merasa rugi uang atau rugi waktu karena telah memasukkan anak anda ke tempat kursus. Karena pasti akan berguna di kemudian hari. Jika anak anda sudah 2 tahun ikut kursus dan les menari, kemudian ia ingin mencoba les melukis. Bukan berarti ia tidak tertarik akan tarian. Sang anak mungkin akan kembali menari, atau bahkan akan semakin hebat setelah menekuni disiplin keterampilan yang lain.

Ingatlah bahwa kursus itu tidak wajib. Jika sang anak tidak ingin maka jangan dipaksa. Sebab jadwal les yang padat, tidak realistis, tanpa pertimbangan penjadwalan yang bagus, tentu akan membuat sang anak ”gila” dan kehabisan waktu. Lebih baik fokuslah pada waktu senggang anak. Misalkan akhir pekan atau waktu terbaik yang tidak juga mengganggu rutinitas keluarga. Batasilah satu program les untuk satu anak. Kecuali anak anda senang dan mampu mengatur waktu serta fisiknya. (ba)

Simak Juga Artikel Berikut:



0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Themes | Powered by Blogger | Bloggerized by Bincanganak
Free Automatic Backlink Family Blogs Top Parents blogs