Jejaring Sosial : Lawan Atau Kawan Bagi Remaja

Sebuah pertanyaan muncul cukup sering adalah apakah jejaring sosial mempengaruhi kehidupan remaja muda atau tidak?

80% pengguna Internet menggunakan Jejaring sosial.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Eurostat menunjukkan bahwa sejak tahun 2006 penggunaan internet telah meningkat,  terutama pada rumah tangga dengan anak-anak. Ini meningkat yang awalnya dari 49% pada tahun 2006 menjadi 89% pada tahun 2010. dan fakta di lapangan menunjukkan bahwa paling banyak anak muda berusia antara 16 dan 24 tahun yang memposting di forum diskusi, blog, jaringan sosial seperti Facebook dan MySpace. 

Jejaring sosial digunakan oleh remaja untuk berbicara tentang kehidupan mereka pada umumnya , juga berbicara tentang apa yang mereka lakukan sehari-hari.Bahkan mereka menunjukkan eksistensi diri lewat jejaring sosial untuk mengatakan di mana mereka pergi atau tempat-tempat yang mereka sukai untuk didatang. Namun tidak semua, karena banyak remaja yang  menggunakan jaringan sosial untuk mengkritik, berdiskusi atau untuk menemukan suatu peluang bisnis baru.  

Jaringan sosial untuk baik dan jahat
Remaja saat ini  tumbuh dengan internet di ujung jari mereka. Pertanyaan besar bagi orang tua yaitu apakah hal ini akan berdampak ketika mereka dewasananti? Apakah mereka lebih ramah dibandingkan dengan generasi tanpa internet? Hidup bersosialisasi bagi remaja sangat menyenangkan, dan dari kehidupan bersosialisasi itu, banyak orang tua yang tidak menyadari perkembangan pergaulan anaknya. Lewat jejaring sosial, orang dapat saling komunikasi walaupun jaraknya jauh. Memberikan data privasi mereka, nomor telepon, alamat, bahkan data keluarga serta hal lain yang seharusnya tidak di ekspos. Siapapun dapat langsung berkenalan, meskipun tanpa mengetahui latar belakangnya. Celakanya lagi, berbagai pemahaman dapat dengan mudah masuk ke remaja bila tidak ada filter yang kuat di kehidupan anak tersebut. 

Banyak contoh yang terjadi di masyarakat. Penggunaan jejaringan sosial biasanya mengarah ke pertemuan . Bila dirasiokan 3 dari 10 akan mengalami stres atau perlakuan asusila dengan pedofil . Selain itu, perilaku mereka juga berubah dalam kehidupan nyata, julukan-julukan serta nama nickname yang digunakan oleh remaja bisa mengakibatkan duplikasi kepribadian.  Perubahan kepribadian akan terjadi sesuai mau mereka dalam sikap, tergantung kepada siapa mereka berbicara. Kejahatan yang terjadi akibat terlalu banyaknya informasi yang dibagikan di jejaring sosial. Alamat, Telepon, Foto-foto, semuanya ditayangkan di kolom profil tanpa di proteksi siapa yang boleh melihatnya.  Seorang Remaja di amerika kemasukan perampok di dalam rumah hanya karena menulis status : "Dirumah lagi sendiri, Orang tua keluar kota"

Kita tidak boleh menyalahkan media jejaring sosial, karena semua kembali kepada penggunanya. Jejaringan sosial juga mungkin terbukti menjadi penyelamat. Ada 7 kasus di mana jaringan sosial telah menyelamatkan nyawa. Satu contoh adalah kasus remaja mencoba bunuh diri. "Pada musim semi 2009, seorang remaja Inggris menulis di Facebook ke seorang teman Amerikanya bahwa ia akan bunuh diri. Pacar dan ibunya segera diberitahu: ibu lalu menelepon polisi setempat, lalu menghubungi Kedutaan Besar Inggris, yang mengirim sebuah tim sehingga gagal bunuh diri. Hal ini lalu ditemukan sebagai overdosis obat-obatan. 

Penutup
Sedikit ulasan di atas  menunjukkan bahwa ada jejaring sosial pada remaja yang berpengaruh baik atau buruk. Namun, lingkungan sosial-lah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku individu. Jadi jaringan sosial berbahaya untuk beberapa tapi tidak bagi yang lain, semuanya tergantung pada kepribadian remaja itu sendiri.

Simak Juga Artikel Berikut:



0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Themes | Powered by Blogger | Bloggerized by Bincanganak
Free Automatic Backlink Family Blogs Top Parents blogs